![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw0MK5gJCYefo5r9XmyPU9yMLpPcoyq5rwRNDLHoRe-ThZnn-qxYXz5_GE1oUh_PeipNViiOZw0RnSaa5KRqrRbnsTx8lkubKT6TqUVfA0uGFNmMfYdsPpr1l9ZZ18xoCzoCF-LMkiJcg/s400/Christian_Bale_in_The_Dark_Knight_Wallpaper_1_1024.jpg)
Good Guy VS Bad Guy
Penjahat Dunia Nyata…
Percayakah anda bahwa jumlah manusia yang berprofesi sebagai penjahat di muka bumi ini semakin meningkat? Mendengar pernyataan tersebut sontak membuat saya secara pribadi mempunyai dua pilihan jawaban yaitu antara setuju dan tidak, meski bila dikalkulasi presentase tidak setujunya Cuma 20 %. Dari sanalah dalam otak saya membayangkan bahwa penyebab meningkatnya kejahatan tersebut sungguh banyak, meski mungkin tidak terlalu signifikan namun Cuaca (Global Warming), Gaya hidup instan, Pengaruh media televisi, Stabilitas ekonomi, dan Pendidikan dan lain sebagainya juga turut mendukung naiknya jumlah penjahat di atas. Di daerah saya tinggal, yaitu sekitaran Jalan Jawa kota Jember. Tingkat kriminalitas terutama pencurian Sepeda Motor, barang-barang Elektronik menurut kepolisian setempat merupakan yang tertinggi di kabupaten Jember. Suatu gelar yang membuat miris tentunya, apalagi di tengah kawasan Pendidikan Tinggi semisal Universitas Jember, IKIP PGRI, Universitas Muhammadiyah Jember, dan lain-lain. Lain pencuri motor, lain pula dengan pencuri harta terutama uang. Pencurian model ini seamkin hari ternyata semakin rumit, mungkin bagi penjahat dengan spesialisasi copet, penipu, dan jambret dapat dengan mudah ditangkap oleh pihak kepolisian. Berbeda lagi bila sang pencuri adalah pejabat kita yang kita kenal dengan korupsi, pencurian model seperti ini sangat sulit untuk pecahkan meski pelaku sudah didepan mata kita.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg5Rg6jZJM3aEVSSKI5C9xMo4G9y-wcnPo629BPwOItcIW7kpLLdZAvZOXHFaZzIW0s_lP9B3sfvWRx7CU2HSgx3h4FM5pvyW5hecUnqC_fIZ-estEUVQyX147mnTE6PTnhDaGCgo5oyA/s400/live-free-or-die-hard.jpg)
Penjahat Dunia Film…
Berbeda lagi dengan dunia film, di dunia serba fiksi ini penjahat selalu digambarkan tidak serealistis penjahat-penjahat dunia nyata. Meski bukan tidak mungkin apa yang terjadi dalam film juga terjadi atau ada di dunia nyata, namun dalam cerita film dampak dari ulah penjahat-penjahatnya sangat luas, masih belum hilang dari ingatan kita kehebatan penjahat cyber dalam film Die Hard 4.0 (2007) yang membuat semua lalu lintas, komunikasi, jaringan internet, dan bahkan pusat tenaga listrik seluruh kota di kontrol oleh sebuah Laptop. Kisah perampokan beda lagi, kasus penjahat model seperti ini pelaku kejahatannya bahkan bukan hanya memiliki intelegensi tinggi namun ditambah pula dengan peralatan yang sangat memadai. Ambil contoh Inside Man (2006) dan The Dark Knight (2008). Bukan berarti memang, penjahat di dunia film lebih hebat dari penjahat dunia nyata, namun penjahat di dunia fiksi ini terkadang juga malah lebih bodoh dari penjahat-penjahat dunia nyata. Lihat saja ulah penjahat dalam film Home Alone yang super bodoh itu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6QV0QTLrlhvKvIKsDiQpz6k6LmcXeJ88f41JtodbWc7sphnZz3QG9WhRqUZBTCYiI8Tn7PlGamUWSzqay6X6EjmOS6eHN5yJy9Iwn5audYQkNX53jYRinoIWvYYr3I27qS2iTN5o8E-8/s400/kill-bill-03.jpg)
Pada umumnya “Sampah Masyarakat” ini selalu identik dengan harta dan uang seperti Panic Room (1996), Swordfish (2000), Rush Hour 2 (2002) dan sebagainya, namun ada juga penjahat yang hanya melampiaskan hasrat setannya kepada korban-korban tidak berdosa atau dengan tujuan-tujuan tertentu semisal kepuasaan dan lain-lain. Contoh dari kasus ini adalah Texas Chainsaw Masacre (2003), Seven (1995), dan Zodiac (2007). Tidak cukup disitu saja, baru-baru ini trend penjahat berdasi atau yang terkenal dengan sebutan “Tikus Kantoran” juga makin banyak diangkat kedunia film. Sebut saja Bourne Ultimatum (2007) dan Enemy Of The State (1998) yang laris manis itu. Melihat fenomena tersebut sebenarnya sudah sejak awal para sutradara selalu membela yang benar, dengan kenyataan bahwa hampir selalu kejahatan akan kalah dengan kebaikan. Meski terkadang sang sineas memenangkan The Bad Guy dengan tujuan ingin menonjolkan sesuatu dari film tersebut atau kemungkinan kedua sang sutradara hanya ingin membuat kesal penonton.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrQbEfbIRLPxEwe57wHk2VcH0k-5S1FJ3AMcG9pBj1emi6qArGiXViAXd6exIMXrpAX1aQ0Y15W6qVQdn2i3S_89QObt2jCE1dHotyKM-fQ8llaikmHrwJnxtVELarC-GJLPTW3-U2EPA/s400/joker1.jpg)
Kesalahan Terbesar Penjahat di Dunia Film…
Setelah melihat fakta pelaku kejahatan di dunia film seperti yang di paparkan di atas timbul keanehan, sepertinya para penjahat itu selalu mengulang kesalahan yang sama, namun contoh yang ini memang hanya terjadi dalam lingkup film-film kelas dua, meski tidak menutup kemungkinan terjadi pada film-film kelas satu. Meyaksikan hal tersebut terjadi tentu membuat hati kita kesal, Karena terkadang kita membutuhkan sesuatu yang lebih menantang untuk disaksikan. Ketidakpastian bahwa sang jagoan akan menang, merasakan ancaman sang penjahat bisa saja memenangkan pertempuran, dan dia menunggu diluar untuk mencelakai kita. Serta menyaksikan kesalahan-kesalahan mereka (Penjahat) membuat kita berpikir bahwa kita bisa saja menjadi penjahat lebih baik dari mereka.
Bukannya membujuk anda ikut-ikutan menjadi penjahat seperti dalam film, namun saya hanya ingin bertukar pikiran bahwa kadang para penjahat dalam film itu melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Diantaranya adalah :
1. Mengulur-ulur Waktu.
Bila sang penjahat memanfaatkan waktu dengan baik tidak mustahil kemenangan ada ditangan sang penjahat, namun apa yang terjadi? Para penjahat baik yang kaya maupun yang hanya bermodalkan nekat malah santai-santai saja menunggu sang jagoan sudah membawa serta satu kompi militer untuk mengepungnya. Kesalahan ini terjadi di hampir semua film bertema tentang kebaikan melawan kejahatan salah satunya diwakili oleh The Dark Knight (2008) dan Ghost Rider (2007).
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEluP6JpDyH7kv_-5IiquRpxcYFKDsAVB7vUOagS7oAjyz3g5e8i9WbBvumXoUvf6Puwgj9OXNGogjO2HEiX22ZwIpmJx4Z5k12XXseVX1KAL7aEHo80C2sqoSJLvSH6k1ViMiiPuM7UM/s400/jim-carrey.jpg)
2. Banyak Bicara Sebelum Membunuh.
Kesalahan yang satu ini juga sering terjadi, para penjahat layar kaca dan layar perak cenderung banyak bicara bila sudah diatas angin. Merayakan kemenangan yang mereka anggap segera tiba dan melihat sang jagoan sudah babak belur membuat para penjahat merasa sangat puas, namun jangan lupa hal ini biasanya memberikan waktu (yang selalu dapat dimanfaatkan dengan baik) untuk sang jagoan menyerang balik. Entah mereka sadar atau belum, bahwa dengan cepat-cepat membunuh sang jagoan membuat para penjahat mempunyai waktu untuk melarikan diri dan menghilangkan barang bukti? Bodohnya lagi, yang mereka bicarakan terkadang adalah rencana utama serta rahasia-rahasia yang biasanya membuat sang jagoan lebih bersemangat menumpas para penjahat tersebut dan mengantarkannya pada kemenangan. Salah satu contohnya adalah film The Matrix Revolutions (2003) dan Die Hard 4.0 (2007).
3. Menyerang Bagian Yang Tidak Berbahaya.
Terkadang meski senjata sudah ditangan dan anak buah masih banyak, para penjahat dan antek-anteknya sering menyerang bagian yang tidak berbahaya terhadap sang jagoan. Ambil contoh, daripada menembak kepala, para penjahat malah lebih suka menembak kaki, tangan, atau badan bagian pinggir semisal bahu. Padahal seharusnya mereka tahu bahwa sang jagoan kemungkinan memakai rompi anti peluru, apalagi bila yang mereka hadapi adalah polisi. Bahkan terkadang para penjahat ini dengan bodohnya hanya menembak tembok sekitar sang jagoan dengan tanpa pikir yang mereka serang adalah sia-sia dan buang-buang peluru saja. Fakta diatas bisa anda buktikan salah satunya di film Bad Boys 2 (2003) dan Rambo IV (2008).
4. Menyakiti Yang Tidak Bersalah.
Kasus yang ini bisa di sebut Hukum karma, bahwa jangan sekali-kali para penjahat itu menyakiti yang tidak bersalah karena hanya akan membuat mereka makin lebih dekat dengan kekalahan. Apalagi hal itu dilakukan kepada orang banyak dan bahkan kepada Negara seperti dalam film Once Upon Time In Mexico (2003) dan Spiderman (2001). Serta yang tidak kalah menakutkannya bila sang jagoan sudah menjadi lebih ganas dari para penjahatnya seperti dalam film Death Sentence (2007).
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3IwbE9MmF29LTYufXEEmODImnIhV573jtEKveEedmzVmJNFQ1HopEMy4hbTTyejx9jpXeY0bJdEvdCR-hiOlDmbA5C65uKPaJvSmn2PJOWgOsKWIBOc0dLHYehSdM1Dsk-7CxhlriChE/s400/HomeAlone3.jpg)
5. Berkhianat Sesama Penjahat.
Mungkin memang karena salah satu sifat dasar manusia yang serakah. Dalam film penjahat terlihat begitu tamak, sehingga mereka terkadang saling mengkhianati antara yang satu dengan yang lainnya. Contoh seperti ini terjadi bila sang penjahat berprofesi sebagai perampok seperti dalam film Reservoir Dog (1994) dan The Dark Knight (2008), namun tahukah anda bahwa hal itu berarti mempermudah polisi dalam menurunkan tingkat kejahatan?.
6. Menggunakan Narkoba Dan Minuman Keras.
Kedua kebiasaan ini bisa membunuh para penjahat dengan mudah, seperti yang kita tahu bahwa seorang penjahat yang masih mabuk karena minum alcohol dan tidak sadarkan diri karena pengaruh obat-obatan tidak akan mampu mengangkat senjata karena membawa tubuhnya saja mereka tidak akan mampu. Sebut saja salah satu contohnya yaitu XXX (2000)
7. Mempekerjakan Orang Bodoh.
Anak buah yang bodoh adalah cerminan pemimpin yang bodoh, seorang penjahat yang jenius tentu mempekerjakan anak buah yang pintar. Susahnya, yang pintar akan berkhianat dan yang bodoh akan menagcaukan segalanya. Memang tidak ada kata aman untuk berbuat jahat, seperti dalam film The Mask (1994) dan Home Alone 3 (1995)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPfLYu79RWHjptqtxdGS4lwqfStvaMClEcuw-IOfN8PanX__CghMrv7qgSbmfGfFE-8bp4rHJiUOYJ7d5qDeghZrdoxqRtuSQ9YQE5SoTuaAXiVcz7kpKY56k6RxVd2ES1kCSHVr5TVI8/s400/insideman.jpg)
8. Menyandera Orang-orang Dekat Sang Jagoan.
“Jangan menyiramkan minyak pada api” adalah kata-kata bijak tentang apa yang dilakukan penjahat ini, karena hal ini hanya akan membuat sang jagoan lebih bersemangat menghajar para penjahat. Dan biasanya sang sandera dapat melarikan diri di saat-saat genting, di tolong oleh teman, atau ditukar dengan sang jagoan yang sudah siap lahir bathin menghajar sang penjahat. Pada saat itu, terlambat sudah karena sang jagoan sudah murka dan akan menghajar sang penjahat hingga tetes darah penghabisan. Malang nasibmu, wahai penjahat. Contoh paling seru salah satunya adalah Die Hard 4.0 (2007).
9. Menyerang Membabi Buta.
Meski sang jagoan telah banyak membunuh anak buah sang penjahat, namun anak buah sang penjahat yang bodoh lainnya tetap saja menyerang dengan membabi buta. Kesalahan paling mendasar ini di perparah oleh anak buah yang menyerang tidak memakai teknik yang baik dan benar, karena sangat tidak masuk akal bila seratus orang kalah melawan satu jagoan yang bahkan bukan superhero!, bila suda begini bijaksanalah, wahai penjahat. Lakukan teknik menyerang yang baik antar sesama penjahat atau bila sudah tidak memungkinkan lagi maka larilah pada saat yang tepat, karena gelap mata hanya akan memperpendek karier kejahatan anda. Contoh fatal ini adalah seperti dalam film Kill Bill (2001) dan film-film Steven Seagal.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3vjccoTdY_YZyMsIue1qjV_rgjtOCJFo9TzS5_sehs58SgkI81sbRNhhG0mNZjAOqPXNQYaoDcdimeXHPUrW-6XoLceBl-poXCoPbRCr69YK-Va74WAFYlnuCUrkKEAN70aIsTBaHLiU/s400/2003_once_upon_a_time_in_mexico_001.jpg)
10. Pura-pura mati.
Di akhir cerita, biasanya sang penjahat bangkit kembali setelah serangan akhir sang jagoan. Sebenarnya strategi ini cukup baik di praktikkan, namun yang jarang diperhatikan oleh sang penjahat adalah bahwa selalu ada orang yang menjaga punggung sang jagoan. Sudah pasti bahwa sang penjahat akan di bunuh untuk yang kedua kalinya oleh “Pacar” sang jagoan yang (tidak disangka-sangka) telah menggenggam senjata. Klasik memang, bila tidak mau dibilang basi. Lihat saja film Lethal Weapon, Mindhunters, dan Chocolate.
11. Terlalu Banyak Tertawa.
Sebenarnya dengan tertawa bukan berarti sang penjahat pasti akan kalah, namun setidaknya dengan banyak tertawa mereka terlihat benar-benar tampak bodoh dan mudah dikalahkan seperti dalam film Austin Power misalnya.
No comments:
Post a Comment
Sending Message after you read the post